SKETSAMALANG.COM – Selama ini kebanyakan orang menganggap sampah dapur organik hanya sebagai limbah yang tidak dapat pakai lagi. Padahal dari sampah dapur organik tersebut sebenarnya dapat diolah menjadi Eco enzyme berupa cairan serbaguna ramah lingkungan.
Karena itu, selama menjalankan Kuliah Kerja Mahasiswa Dari Rumah (KKM-DR) di Bank Tani Al Barru, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, mencoba mempraktikkan pembuatan Eco enzyme. Dibawah bimbingan Efrida Hartini dan Yusuf Karyawan selaku pemilik Bank Tani Al Barru, para mahasiswa UIN Malang ini mengikuti tahap demi tahap pembuatan Eco enzyme.
Efrida mengatakan, Eco enzyme sebenarnya dapat dibuat dari bahan-bahan sampah dapur organik seperti limbah sayuran maupun buah-buahan. Namun untuk praktek pembuatan Eco enzyme bersama mahasiswa UIN Malang, hanya menggunakan limbah buah saja. Supaya nanti aroma yang muncul adalah aroma buah.
“Kemarin kita gunakan bahan limbah dari aneka kulit buah seperti semangka, rambutan, buah naga. Karena aromanya lebih enak dibandingkan jika menggunakan limbah sayur,” terangnya, saat ditemui di Bank Tani Al Barru, Minggu (9/1/2022).
Secara singkat Efrida menjelaskan, selain sampah dapur organik, bahan yang dipakai dalam pembuatan Eco enzyme adalah air, gula merah, molase atau tetes tebu. Semua bahan tersebut dicampur kemudian diletakkan dalam wadah tertutup rapat dan dibiarkan selama 3 bulan baru bisa dipanen.
“Selama 3 bulan, wadah jangan dibuka-buka karena akan menyebabkan udara masuk sehingga mengakibatkan munculnya belatung,” jelasnya.
Setelah panen, airnya disaring dan limbah buahnya dimasukkan ke tong komposter. Air Eco enzyme dapat ambil secukupnya dan bisa dicampurkan dengan air.
Menurutnya, manfaat Eco enzyme banyak sekali. Bisa digunakan untuk masker, obat luka, cuci piring dan sabun lantai. Kemudian bisa juga untuk disinfektan alami, sehingga meskipun terkena makanan atau sayuran yang kita tanaman tetap aman karena tidak ada bahan kimianya.
“Kalau dulu disinfektan menggunakan wepol dan pemutih sehingga sangat berbahaya. Kita tidak malah mencintai lingkungan tapi malah merusak lingkungan. Jadi sekarang kita gunakan Eco enzyme untuk disinfektan alami,” ungkapnya.
Sementara itu mewakili kelompoknya, mahasiswa KKM-DR UIN Malang, Ayu Utami Safitri dan Andira Alif Anggraini menyebutkan, untuk takaran bahan Eco enzyme disesuaikan dengan wadah yang digunakan. Kalau wadah yang digunakan ukuran 1 liter maka air yang dimasukkan sebanyak 600 ml atau 60 persen dari wadah yang digunakan.
“Untuk buahnya sebanyak 180 gram dan gula merah 108 gram. Kemudian dimasukkan beberapa tetes molase untuk starter bakteri. Selanjutnya semua bahan dicampur kemudian didiamkan selama 3 bulan baru bisa dipanen dan digunakan,” pungkasnya. (ANC)