SKETSAMALANG.COM – Empat siswa SMKN 6 Malang terpilih menjadi salah satu peserta di ajang Silaturahim Nasional (Silatnas) Bank Sampah ke-2 di Yogyakarta, 3-5 Desember. Tak hanya itu, ke empatnya juga menjadi peserta termuda mewakili generasi milenial yang hadir dalam Silatnas bank sampah kali ini.
Mereka adalah Marsha Widyanti (X RPL 1),
Nurul Aisya Sutrisno (X OTOTRONIK), M. Ilham Wicaksono (X TKRO 1) dan M. Akbar Rosyid Z.N.C (X TAB 2).
Marsya mewakili timnya mengaku senang dapat mengikuti Silatnas bank sampah yang juga dihadiri oleh perwakilan komunitas bank sampah dari seluruh Indonesia itu. Apalagi ia dan ketiga temannya menjadi peserta termuda yang diundang dalam acara tersebut.
“Pesertanya dari seluruh Indonesia. Tapi yang mewakili sekolah hanya kami berempat. Lainnya dari komunitas bank sampah,” akunya kepada Sketsamalang, ditemui di SMKN 6 Malang, Kamis (9/12/2021).
Menurut Marsya, banyak ilmu yang mereka dapatkan dari para pemateri dan sesama peserta selama tiga hari mengikuti Silatnas bank sampah. Mulai dari pengenalan ekoenzim, cara pengolahan sampah hingga materi daur ulang sampah plastik dari Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI).
“Manfaat mengikuti acara ini banyak sekali karena kita bisa lebih tau cara pengolahan sampah. Baik yang dilakukan secara manual maupun menggunan mesin. Disana kita juga bisa mendapatkan inspirasi cara pengolahan sampah,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua Adiwiyata SMKN 6 Malang, Sulaiman Sulang, S.S, yang turut mendampingi ke empat siswanya tersebut mengaku bahwa Silatnas bank sampah merupakan sebuah momen penting bagi anak didiknya. Sebab, di momen itu mereka bisa mengetahui masalah-masalah lingkungan saja yang sedang dihadapi negeri ini, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan sampah.
“Maka ketika siswa kami disana ketemu dengan berbagai komunitas bank sampah dari seluruh Indonesia, mereka bisa mendapatkan input pengalaman dari para peserta lain. Termasuk permasalahan lingkungan apa saja yang terjadi di berbagai daerah,” tuturnya.
“Kemarin karena siswa kami merupakan peserta termuda, maka mereka diapresiasi oleh beberapa narasumber termasuk wakil walikota Tegal,” tandasnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Sule ini mengatakan, sebagai ketua Adiwiyata SMKN 6 Malang, ia memiliki tugas bagaimana mengedukasi anak-anak generasi milenial ini untuk bisa peduli terhadap lingkungan, terhadap perubahan iklim.
“Jadi ketika ada even kegiatan lingkungan seperti menanam pohon, konservasi air, para siswa ini pasti kita ajak. Gunanya untuk mengenalkan mereka pada kegiatan-kegiatan yang positif karena alangkah baiknya kalau mereka sejak dini sudah paham persoalan lingkungan dan perubahan iklim,” ucapnya.
Karena sebagai manusia paling tidak ada dua hal yang bisa dilakukan yakni adaptasi dan mitigasi. Adaptasi lebih kepada perubahan-perubahan iklim yang ada.
“Tapi kalau mitigasi kita harus mengambil langkah-langkah positif dan konkrit. Misalnya agar tidak terjadi longsor maka kita harus membuat gerakan menanam pohon,” pungkasnya. (ANC)