Sketsamalang.com – Indonesia Sehat Jiwa Academy resmi diluncurkan. Yang ditandai dengan gelaran kampanye publik “Psychological First Aid (PFA) : Dukungan Pencegahan Bunuh Diri”, bertempat di Malang Creative Center (MCC), Jumat (25/4/2024).
Inisiator sekaligus Ketua Gerakan Indonesia Sehat Jiwa, Sofia Ambarini menjelaskan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pertolongan pertama psikologis. Serta memperluas jaringan peer support sebagai garda terdepan pencegahan bunuh diri.
“Tujuannya mengajak semua kalangan atau teman-teman sebaya untuk memahami tanda-tanda orang yang ingin bunuh diri. Sekaligus mampu mengambil peran aktif dalam penanganan awal psikologis yang empatik dan efektif,” jelasnya.
Diikuti kurang lebih 90 peserta dari beragam usia, program akademi kali ini menghadirkan dua orang narasumber dari RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang.
“Untuk hari ini sebenarnya kami hanya menargetkan 30 peserta tapi ternyata yang datang hampir 90 orang dan masih terus bertambah. Peserta dari beragam usia karena pencegahan bunuh diri ini memang untuk semua lapisan usia,” ungkapnya.

Disebutkan, program akademi ini sendiri dilaksanakan berkala setiap dua minggu sekali dengan pembicara yang berbeda-beda dari berbagai macam unsur. Ada dari unsur hukum, psikolog, psikiater dan mungkin juga bisa dari kepolisian.
“Bagi yang ingin mendaftar sebagai peserta bisa melalui website kami, Instagram dan Hotline kami di 08113788696,” sebutnya.
Lebih lanjut Sofia mengatakan, dalam kampanye publik kali ini peserta diajarkan agar peduli pada tanda-tanda ingin bunuh diri baik dari diri kita atau di sekitar kita. Sehingga nantinya para peserta ini bisa memberikan pertolongan pertama yang dibutuhkan.
“Contohnya ada orang yang tiba-tiba suka menyendiri di kamar atau sering bilang capek dengan hidupnya. Itu adalah tanda-tanda awal yang harus disadari. Karena kalau orang sudah depresi itu susah juga akan mencari pertolongan, jadi kita yang memang harus peduli,” kata Sofia.
Setelah mengenali tanda-tanda, juga diajarkan bagaimana memberikan resptakutnya kita merespon tapi justru dianya malah semakin stres.
“Jadi disini diajarkan dulu cara merespon yang tepat, sehingga dia tidak smakin parah. Baru nanti setelah sudah tenang, barulah kita meminta bantuan ke orang yang lebih ahli,” pungkasnya.