SKETSAMALANG.COM – Sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, Program Studi Farmasi memberikan penyuluhan bertajuk “Peningkatan Pengetahuan Hipertensi dan Peran Tenaga Kefarmasian dalam Pemantauan Terapi Penderita Hipertensi” secara daring pada Sabtu, 18 Desember 2021 yang lalu.
Webinar ini diikuti oleh 42 orang tenaga kesehatan dan mendatangkan tiga orang narasumber yaitu dr. Yushi Karina Riskawati, M.Sc, apt. Emilia Sidharta, S.Farm dan apt. Martanty Aditya, M.Farm – Klin.
Sebagaimana diketahui, hipertensi atau penyakit Darah Tinggi merupakan sebuah sindrom dimana peningkatan tekanan darah terjadi secara terus menerus. Dimana penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi dengan penyakit lain seperti stroke dan gangguan jantung, hingga dapat menyebabkan kematian.
Penderita hipertensi atau penyakit darah tinggi ini terus meningkat dari tahun ke tahun, dan menurut riset, hipertensi menyumbangkan sekitar 9,4 juta kematian per tahun di Indonesia.
“Melihat fakta di lapangan, maka kami sebagai perguruan tinggi terpanggil untuk memberi perhatian khusus, terlebih bagi tenaga kefarmasian untuk memberi edukasi pada penderita hipertensi, khusunya dalam hal penanganan dan monitoring efek samping terapi, yang kadang malah memperparah kondisi si pasien,” ujar Ketua Program Studi Farmasi Universitas Ma Chung, apt. Martanty Adhitya, M.Farm-Klin.
Lebih lanjut menurut Martanty, terapi terhadap pasien hipertensi menghasilkan beberapa efek samping, antara lain adanya gangguan tidur, batuk kering, dan lain sebagainya.
“Hal ini ada dalam penelitian kami yang telah dipublikasikan,” sebutnya.
Sebab itu, tenaga kesehatan harus melakukan pemantauan efek samping, terutama pada pasien wanita dengan usia 56-60 tahun. Apalagi efek samping yang ditimbulkan oleh obat antihipertensi juga harus mendapatkan perhatian khusus.
Karena itu sebagai pengabdian kepada masyarakat, mereka memberikan penyuluhan kepada para tenaga kesehatan, khususnya tenaga kefarmasian, agar dapat melakukan monitoring terhadap efek samping obat hipertensi.
“Ini adalah bentuk nyata bagaimana Universitas Ma Chung menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dimana ilmu bisa kami terapkan dan bagikan kepada siapa saja dan di mana saja. Sekaligus merupakan bentuk kepedulian kami untuk menghasilkan tenaga kefarmasian yang etis dan bertanggung jawab,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu peserta webinar Damai Pertiwiningrum, S. Farm webinar yang ia ikuti sangat bermanfaat. Apalagi sebagai tenaga kefarmasian dirinya menjadi lebih tahu bagaimana melakukan monitoring terhadap pasien hipertensi.
“Tugas kami sebagai tenaga kesehatan lebih mengarah kepada Farmasi Klinis, artinya melakukan pemantauan terhadap efekstifitas terapi dan efek samping obat, yang sangat penting dilakukan,” ucapnya.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat sering dilakukan oleh Universitas Ma Chung untuk penyakit lainnya, misalnya untuk Diabetes Melitus,” pungkasnya.